Katingan Dorong Produksi Cabai Lokal untuk Tekan Ketergantungan Pasokan dari Luar Daerah

Kegiatan Gerakan Menanam Cabai yang digelar oleh Pemkab Katingan.
banner 468x60

KASONGAN – Pemerintah Kabupaten Katingan terus menggencarkan upaya pengendalian inflasi dengan meluncurkan Gerakan Menanam Cabai yang dipusatkan di Kelompok Tani Averda, Jalan Soekarno Hatta, Kereng Batu, Kecamatan Katingan Hilir, belum lama ini.

Kegiatan ini menjadi salah satu strategi untuk memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan produksi lokal.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Katingan, Mozard D. Staing mengungkapkan bahwa tingginya harga cabai selama ini terjadi karena sebagian besar kebutuhan masyarakat masih bergantung pada pasokan dari luar daerah.

Bacaan Lainnya

“Kondisi ini menjadi tantangan besar karena produksi lokal belum mencukupi kebutuhan pasar. Ketika pasokan luar berkurang, harga melambung dan masyarakat terbebani. Namun saat panen melimpah tanpa pengelolaan yang baik, harga justru jatuh dan petani merugi,” jelas Mozard.

Ia menambahkan bahwa pemerintah telah mengusulkan program bantuan dari pemerintah pusat untuk daerah-daerah hulu seperti Marikit dan Pendahara.

Program ini mencakup sembilan desa yang diarahkan untuk menanam komoditas strategis seperti cabai, terong, dan berbagai sayuran lainnya.

“Ini merupakan dilema sektor pertanian. Kita harus memikirkan strategi agar produksi dapat berlangsung secara berkelanjutan dan harga tetap stabil,” ujarnya.

sementara itu, Bupati Katingan, Saiful mengatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam menanggapi gejolak harga pangan, khususnya cabai yang selama ini menjadi komoditas pemicu inflasi.

“Sekitar 75 persen masyarakat Indonesia adalah penggemar cabai. Maka dari itu, penanaman cabai menjadi ujung tombak kita dalam menurunkan beban inflasi. Saya minta kelompok tani fokus dan berkoordinasi aktif dengan dinas jika ada kendala di lapangan,” tegas Saiful.

Selain fokus pada cabai, Saiful juga menyinggung tingginya harga kebutuhan pokok lainnya, seperti daging ayam, yang dinilai cukup janggal mengingat potensi peternakan ayam di Katingan cukup besar namun tidak berbanding lurus dengan harga di pasar.

“Kita ini hanya kebagian lalatnya saja, tapi harga ayam tetap mahal. Ini harus segera dikoordinasikan dan dicari solusinya,” ujarnya.

Upaya Gerakan Menanam Cabai ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi sementara, namun menjadi langkah strategis jangka panjang untuk memperkuat swasembada pangan dan memperkecil ketergantungan terhadap distribusi dari luar.

“Ini adalah langkah bersama yang harus dijaga konsistensinya, demi ketahanan pangan dan ekonomi daerah,” tandas Saiful. (*)

+ posts

Pos terkait