PALANGKARAYA – Kota Palangka Raya mencatatkan prestasi gemilang dengan menduduki peringkat kedua dalam Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2025. Capaian ini diraih berkat skema kerja lintas sektor yang solid.
Peringkat ini diumumkan dalam forum evaluasi kinerja kabupaten/kota yang berlangsung di Aurila Hotel Palangka Raya, di mana Wali Kota Fairid Naparin hadir untuk menyampaikan paparan langsung atas capaian kotanya.
“Capaian tersebut juga merupakan hasil strategi berbasis data serta fokus pada kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui,” ungkap Fairid, Senin (30/6/2025) kemarin.
Ia menuturkan, angka stunting yang semula berada di angka 28 persen pada 2023 berhasil ditekan menjadi 19,1 persen di tahun 2024, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia dan SSGI.
Untuk memastikan intervensi tepat sasaran, Pemko mengembangkan sistem pemantauan melalui dashboard data internal. Langkah ini dinilai sangat membantu dalam pengambilan keputusan cepat di lapangan.
Selain intervensi gizi, Pemko juga menyasar kebutuhan dasar lain seperti ketersediaan air bersih dan hunian layak bagi keluarga rentan yang memiliki balita atau ibu hamil.
Fairid juga menyampaikan pentingnya partisipasi aktif masyarakat, yang diwujudkan melalui program Genting. Program ini dinilai mampu menguatkan jejaring sosial dan pendampingan anak-anak stunting secara langsung.
Keterlibatan tokoh masyarakat, pejabat, dan pihak swasta sebagai orang tua asuh dalam program ini menjadi contoh bahwa gerakan sosial bisa memberi dampak nyata terhadap isu kesehatan.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak boleh membuat lengah. Tantangan ke depan akan lebih besar, apalagi jika daerah tidak konsisten menjalankan program lintas sektor yang selama ini terbukti efektif.
“Semangatnya harus terus dijaga. Stunting bukan hanya angka, tapi tentang masa depan anak-anak kita,” tandas Fairid. (Red/Adv)
