PALANGKARAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Badan Kesbangpol menyelenggarakan Sosialisasi Pendidikan Wawasan Kebangsaan bagi tenaga pendidik, yang dibuka oleh Plt Sekda Kalteng, M. Katma F. Dirun, bertempat di Aurila Hotel Palangka Raya, Rabu (16/4/2025).
Dalam sambutannya, Katma menekankan pentingnya membentuk pola pikir kebangsaan di seluruh lini kehidupan, termasuk dunia pendidikan, agar nilai-nilai keindonesiaan tetap terjaga dalam dinamika zaman yang cepat berubah.
“Pemantapan wawasan kebangsaan merupakan pedoman yang mengarahkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menuju masa depan yang dicita-citakan bersama bangsa Indonesia,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa membangun karakter bangsa harus dimulai dari ruang-ruang pendidikan, dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan secara terintegrasi dalam sistem pembelajaran yang kontekstual dan aplikatif.
“Pendidikan Wawasan Kebangsaan penting terintegrasi dengan pendidikan karakter kebangsaan. Persoalan Wawasan Kebangsaan Indonesia tidak dapat selesai apabila tidak dimulai dari pembentukan karakter kebangsaan yang benar dan baik,” imbuhnya.
Katma menilai, pemahaman terhadap ancaman terhadap ideologi dan keutuhan bangsa sangat penting ditanamkan sejak dini untuk menjaga kesadaran nasional masyarakat, khususnya generasi muda.
“Melalui Wawasan Kebangsaan, masyarakat dapat lebih memahami berbagai ancaman yang dapat mempengaruhi stabilitas negara, seperti ancaman ideologi asing, separatisme atau disintegrasi sosial. Peran ini mendorong masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam menjaga keamanan dan stabilitas nasional,” tuturnya.
Ia berharap, pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan dapat memperkuat peran serta warga negara dalam pembangunan bangsa yang berkelanjutan dan berkeadaban.
“Dengan semangat cinta tanah air, masyarakat akan lebih termotivasi untuk berkontribusi dalam bidang ekonomi, pendidikan dan sosial demi kemajuan negara,” pungkasnya.
Di sisi lain, Kabid Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa Badan Kesbangpol Kalteng, Mark Reynald menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi sarana strategis untuk membentuk sikap saling menghargai perbedaan, mendukung proses reformasi, serta menumbuhkan kepemimpinan yang inspiratif. (Red/Adv)
