PALANGKARAYA – Kreativitas dan semangat kewirausahaan ibu rumah tangga di Kota Palangka Raya semakin tumbuh melalui kegiatan pelatihan pembuatan bros akrilik yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Palangka Raya (LPPM-UPR), Minggu (09/11/2025) siang.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Teknik (FT) UPR dalam Program Dosen Pendamping Wirausaha Masyarakat (DPWM). Puluhan anggota Perkumpulan Wanita Katedral Palangka Raya tampak antusias mengikuti sesi pembuatan aksesori wanita yang memiliki nilai seni dan ekonomi tinggi itu.
Ketua Tim PKM FT-UPR, Elis Sri Rahayu, ST., MT., menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan upaya konkret membangkitkan kesadaran ekonomi kreatif di kalangan ibu rumah tangga.
“Kami melihat potensi besar dari para ibu rumah tangga yang tergabung dalam perkumpulan ini. Melalui pelatihan pembuatan bros akrilik, kami ingin menanamkan keterampilan sekaligus membuka wawasan tentang nilai ekonomi dari karya sederhana yang bisa menjadi peluang usaha rumahan,” ujarnya, Minggu (09/11/2025).
Menurut Elis, kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mengedepankan sinergi antara pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
“Melalui kegiatan ini, kami tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri dan motivasi untuk berwirausaha. Dosen dan mahasiswa terlibat langsung, sehingga terjadi proses saling belajar antara kampus dan masyarakat,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa UPR akan terus mendampingi kelompok masyarakat yang ingin mengembangkan keterampilan serupa sesuai potensi daerah masing-masing. Dengan begitu, keberlanjutan program ini dapat berdampak lebih luas pada ekonomi lokal.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Wanita Katedral Palangka Raya, Adriana Tamo Ina, mengaku sangat senang dengan kegiatan yang membawa manfaat nyata bagi para anggotanya.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama bagi para ibu rumah tangga yang ingin memiliki kegiatan produktif di rumah. Dengan bahan yang mudah didapat dan teknik yang sederhana, kami bisa menghasilkan bros akrilik yang bernilai jual tinggi,” katanya.
Adriana berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut karena telah menumbuhkan semangat kebersamaan dan kemandirian ekonomi di kalangan perempuan. “Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini. Ke depan, kami ingin terus berkolaborasi dengan pihak kampus untuk mengembangkan produk-produk kreatif lainnya yang dapat dipasarkan secara lebih luas,” tandas Adriana. (Red/Adv)
