PALANGKARAYA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa suhu udara di Kota Palangka Raya dalam sepekan terakhir mencapai titik maksimum hingga 36 derajat celcius, menandakan terjadinya cuaca panas ekstrem di wilayah Kalimantan Tengah.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut BMKG, Ika Priti, menjelaskan bahwa fenomena panas ini dipicu oleh kondisi langit yang relatif bersih dari awan, belum lama ini.
“Sedikitnya tutupan awan membuat sinar matahari langsung mengenai permukaan bumi tanpa banyak hambatan,” ujar Ika.
Ia menyebutkan, selain karena kondisi atmosfer yang kering, posisi gerak semu matahari di selatan ekuator dan pengaruh Monsun Australia juga memperkuat suhu tinggi tersebut.
“Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap peningkatan suhu dan berpotensi bertahan hingga awal November,” ungkapnya.
Namun, BMKG tetap mengingatkan bahwa peluang hujan belum sepenuhnya hilang. Berdasarkan prakiraan, sebagian wilayah Kalimantan Tengah masih mungkin diguyur hujan ringan hingga sedang.
“Wilayah tertentu di Kalteng masih berpotensi hujan, terutama menjelang malam hari,” tambahnya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyampaikan bahwa fenomena serupa juga dirasakan di berbagai wilayah lain di Indonesia, termasuk Jawa dan Nusa Tenggara.
“Udara kering yang terbawa dari monsun Australia menghambat pembentukan awan, sehingga radiasi matahari meningkat,” jelasnya.
BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap waspada, menghindari aktivitas berat di luar ruangan, serta menjaga asupan cairan tubuh. “Cuaca ekstrem perlu dihadapi dengan kesiapsiagaan,” tandas Ika. (Red/Adv)