PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah melaporkan terjadi deflasi sebesar 0,44 persen pada Agustus 2025 secara month-to-month (m-to-m), yang menahan laju inflasi tahunan agar tetap terkendali di level 2,08 persen.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, menyebutkan bahwa deflasi bulanan ini dipicu oleh penurunan harga pada sejumlah kelompok, terutama transportasi dan informasi, komunikasi, serta jasa keuangan.
“Transportasi mengalami penurunan indeks 1,01 persen, sedangkan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,16 persen,” jelas Agnes, Senin (1/9/2025).
Meskipun demikian, secara tahunan year-on-year (y-on-y), inflasi tetap terjadi akibat kenaikan pada beberapa kelompok pengeluaran utama, salah satunya perawatan pribadi dan jasa lainnya yang melonjak hingga 7,57 persen.
Selain itu, makanan, minuman dan tembakau naik 3,08 persen, sementara penyediaan makanan dan minuman atau restoran meningkat 2,87 persen.
BPS juga mencatat kenaikan harga pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,05 persen, pendidikan 1,64 persen, serta kesehatan 1,31 persen.
Adapun sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 0,51 persen, sementara rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,49 persen.
Perlengkapan, peralatan, serta pemeliharaan rutin rumah tangga ikut menyumbang inflasi meski hanya naik tipis 0,14 persen sepanjang periode Agustus.
Menurut Agnes, secara year-to-date (y-to-d) inflasi Kalimantan Tengah berada di angka 1,01 persen, yang menunjukkan kestabilan harga relatif terjaga hingga pertengahan tahun ini.
“Dengan adanya deflasi bulanan, diharapkan harga-harga kebutuhan masyarakat tetap terjangkau,” tandas Agnes. (Red/Adv)