JAKARTA – Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmen mereka dalam menjaga stabilitas ekonomi serta ketahanan sektor keuangan di tengah tantangan global yang terus berkembang.
Komitmen tersebut disampaikan dalam rapat koordinasi yang melibatkan Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, serta jajaran pimpinan dari kedua institusi. Rapat ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dalam mengawal kebijakan ekonomi dan keuangan nasional.
BI dan OJK menilai bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih berada dalam keadaan stabil dengan sektor keuangan yang tetap tumbuh kuat. Hal ini didukung oleh likuiditas yang cukup, ketahanan industri keuangan dengan tingkat permodalan yang tinggi, serta pengelolaan risiko yang terkendali.
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa kerja sama antara BI dan OJK menjadi faktor krusial dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah ketidakpastian global.
“Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan kebijakan yang diambil dapat saling melengkapi dan memperkuat daya tahan ekonomi nasional,” ujar Perry dalam keterangannya, baru-baru ini.
Sebagai bagian dari sinergi yang semakin diperkuat, BI dan OJK menyepakati sejumlah langkah strategis. Beberapa di antaranya adalah percepatan proses perizinan sektor keuangan melalui digitalisasi dan standarisasi perizinan bank serta lembaga keuangan lainnya.
Selain itu, pendalaman pasar keuangan juga menjadi fokus utama, termasuk transisi dari Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) ke Indonesia Overnight Index Average (IndONIA) serta penguatan regulasi transaksi sekuritisasi aset. Pengembangan teknologi keuangan dan aset digital juga menjadi perhatian, dengan BI dan OJK sepakat untuk memperkuat pertukaran informasi serta kerja sama dalam berbagai agenda strategis terkait ekonomi digital.
Langkah lainnya adalah peningkatan literasi dan inklusi keuangan dengan survei inklusi yang lebih rinci, serta perluasan kewenangan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK) dalam menangani sengketa keuangan. BI dan OJK juga berkomitmen untuk memperkuat keamanan siber sektor keuangan melalui pemantauan insiden siber, forum kerja sama, serta penyusunan peta jalan perlindungan infrastruktur keuangan digital.
Ketua DK OJK Mahendra Siregar menambahkan bahwa sinergi yang erat antara BI dan OJK akan terus dioptimalkan guna mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
“Kami akan terus bersinergi untuk memastikan sistem keuangan yang sehat, stabil, dan inklusif demi kesejahteraan masyarakat,” ungkap Mahendra.
Ke depan, BI dan OJK juga akan memperkuat koordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) serta kementerian dan lembaga terkait guna menjaga stabilitas makroekonomi dan memastikan intermediasi keuangan berjalan optimal. (Red/Adv)