PALANGKARAYA – Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) kian menjadi primadona baru di kalangan peternak lokal. Keunggulannya dalam hal pertumbuhan cepat dan risiko pemeliharaan yang rendah menjadikan jenis ayam ini banyak dipilih sebagai sumber usaha yang menjanjikan.
Ayam KUB merupakan hasil riset dari persilangan berbagai jenis ayam kampung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Dalam waktu dua bulan, ayam ini sudah bisa dipanen dengan bobot ideal untuk konsumsi, menjadikannya lebih efisien dibanding ayam kampung lokal biasa.
Ismail Gofar, warga RT 009 Kelurahan Petuk Katimpun, termasuk salah satu peternak yang kini fokus mengembangkan ayam KUB. Menurutnya, usaha ini dinilai lebih menguntungkan karena memiliki peluang panen lebih cepat dengan tingkat kematian ayam yang rendah.
“Saya pilih ayam KUB karena lebih praktis dari sisi pemeliharaan dan hasilnya lebih cepat dirasakan. Sekarang saya punya ribuan ekor di kandang,” ujar Ismail saat ditemui belum lama ini.
Ismail menuturkan, bibit ayam KUB ia datangkan dari Pulau Jawa. Selain dipelihara untuk dijual sebagai ayam pedaging, sebagian indukan ia rawat khusus untuk ditetaskan. Strategi ini dilakukan demi efisiensi biaya dan menjaga keberlanjutan pasokan.
Dari segi produktivitas, Ismail menyebut ayam KUB memiliki daya tahan tinggi. Anakan ayam bisa tumbuh dengan baik hingga mencapai bobot 800 hingga 1.000 gram hanya dalam 10 minggu. Hasil ini tentunya lebih unggul dibanding ayam kampung biasa yang memerlukan waktu lebih lama.
“Pertumbuhan ayam ini terbilang cepat jika dibandingkan dengan ayam kampung biasa yang umumnya mencapai bobot 1 kilogram dalam 12 minggu,” tuturnya.
Dengan pola pemeliharaan yang tepat dan pemberian pakan yang seimbang, Ismail yakin ayam KUB bisa menjadi solusi usaha ternak yang efisien bagi masyarakat di daerah.
“Usaha ternak ini cocok bagi pemula maupun peternak lama yang ingin hasil lebih cepat dan aman secara risiko,” tandas Ismail. (Red/Adv)
