Tukar Sampah Jadi Sembako, DLH Palangka Raya Edukasi Warga

banner 468x60

PALANGKARAYA – Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2025, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya menggelar kegiatan penukaran sampah dengan sembako. Kegiatan tersebut berlangsung di halaman Kantor DLH Kota Palangka Raya dan diikuti antusias oleh masyarakat, belum lama ini.

Plt Kepala DLH Kota Palangka Raya, Yuseran menyampaikan bahwa peringatan HPSN tahun ini mengangkat tema “Kolaborasi Untuk Indonesia Bersih”. Tema ini menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat dalam pengurangan sampah, khususnya sampah plastik, demi menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan mengelola sampah dari sumbernya. Selain itu, mengedukasi masyarakat agar peduli dalam mengolah sampah rumah tangga dengan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (3R) menjadi nilai ekonomis,” ujar Yuseran.

Bacaan Lainnya

Ia menjelaskan, jenis sampah yang dapat ditukarkan meliputi botol kemasan, koran bekas, kardus, minyak jelantah, kaleng susu, seng, dan alumunium. Masing-masing jenis sampah memiliki nilai tukar tersendiri, seperti botol dan koran Rp2.500/kg, kardus Rp1.000/kg, minyak jelantah Rp2.000/liter, kaleng susu Rp1.000/kg, seng Rp1.000/kg, dan alumunium Rp8.500/kg.

Penukaran dilakukan dengan sistem minimal 1 kilogram sampah bernilai ekonomis, yang kemudian dapat ditukar dengan sembako seperti sarden, mie instan, teh, garam, dan minyak goreng dengan harga mulai dari Rp2.000 hingga Rp17.000 per kemasan.

Menurut Yuseran, program ini merupakan bagian dari strategi kebijakan pengelolaan sampah daerah (Jakstrada) yang menargetkan pengurangan sampah sebesar 30 persen dari sumbernya pada tahun 2025. Langkah ini dinilai efektif untuk membatasi beban yang selama ini ditanggung oleh TPA.

“Harapannya beban TPA bisa berkurang. Kalau tidak dilakukan intervensi seperti ini, maka itu akan menjadi berat di tempat pembuangan atau pemrosesan akhir,” tambahnya.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. “Kalau masyarakat sudah terbiasa memilah dan mengelola sampah dari rumah, maka pengelolaan di tingkat kota juga akan jauh lebih mudah dan efisien,” tandas Yuseran. (Red/Adv)

+ posts

Pos terkait