PALANGKARAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya melalui BPBD menerima kunjungan dari tim Peneliti Kalimantan Lestari di aula BPBD, baru-baru ini. Tujuannya adalah memperkenalkan alat PurpleAir PM2.5, perangkat sensor udara canggih yang kini telah dipasang di sejumlah titik termasuk di Kantor BPBD Kota Palangka Raya.
Perangkat ini digunakan untuk mengukur konsentrasi partikel halus yang berpengaruh terhadap kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Data yang ditampilkan bisa digunakan sebagai rujukan langsung untuk mengambil langkah mitigasi cepat.
Penjabat Wali Kota Palangka Raya, Ahmad Husain, mengapresiasi kerja sama ini dan menyebut bahwa kehadiran alat tersebut akan memperkuat kebijakan Pemko dalam merespons situasi udara tidak sehat.
“Kami sangat terbantu dengan informasi yang ditampilkan alat ini. Terutama untuk menentukan langkah di sektor pendidikan bila kualitas udara memburuk,” ujar Ahmad Husain.
Ia mengatakan bahwa alat ini juga berperan penting dalam mendukung strategi Pemko menghadapi musim kering yang sering memicu kebakaran lahan.
“Dengan informasi yang akurat dan real-time, kami bisa lebih cepat dalam menetapkan status darurat kebencanaan,” tambah Ahmad Husain.
Sementara itu, Hanun Nurrahmawati dari Kalimantan Lestari menjelaskan bahwa penelitian mereka turut mendukung Pemko dalam membentuk peta risiko dan model pembangunan berkelanjutan berbasis data.
“Alat ini menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan kebijakan yang berdampak langsung pada masyarakat,” jelas Hanun.
Ia menyebutkan bahwa kehadiran alat PM2.5 bukan hanya penting dari sisi lingkungan, tapi juga sebagai sumber data yang mendukung keberlanjutan ekonomi daerah.
“Kami berharap Pemko dapat terus memanfaatkan alat ini untuk perlindungan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup warga,” tandas Hanun. (Red/Adv)