Seminar Akhir WFC Flamboyan Bahas Tantangan Sosial dan Budaya

FOTO Ist.: Suasana Seminar Akhir Kajian Aspek Sosial Pembangunan Water Front City di Aula Rahan Pumpung Hapakat.
banner 468x60

PALANGKARAYA – Pj Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak, membuka secara resmi Seminar Akhir Kajian Aspek Sosial Pembangunan Water Front City (WFC) Flamboyan Bawah yang digelar di Aula Rahan Pumpung Hapakat, Kantor Bapperida Kota Palangka Raya.

Bacaan Lainnya

Seminar tersebut menjadi forum penting dalam menyimpulkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh LPPM Universitas PGRI Palangka Raya mengenai dampak sosial pembangunan kawasan WFC.

Mewakili Wali Kota Palangka Raya, Arbert Tombak menuturkan bahwa pembangunan WFC harus dilihat sebagai upaya menyeluruh yang tidak hanya memperindah kota, tetapi juga memperkuat tatanan sosial dan budaya masyarakat.

“Flamboyan Bawah merupakan kawasan dengan nilai sejarah tinggi yang potensial menjadi simbol identitas kota. Namun, kita juga harus jujur bahwa wilayah ini menghadapi dinamika sosial yang cukup menantang,” ungkap Arbert, belum lama ini.

Ia menekankan pentingnya kajian sosial untuk memastikan pembangunan berjalan inklusif, tanpa menimbulkan kesenjangan atau kerentanan sosial baru.

Kajian yang dipaparkan dalam seminar ini mencakup aspek permukiman, ekonomi masyarakat, serta dampak lingkungan sosial yang harus diperhatikan pemerintah.

Kegiatan diikuti 27 instansi lintas sektor yang terdiri dari perangkat daerah, tokoh adat, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya.

Para peserta aktif memberikan masukan yang konstruktif untuk penyusunan rekomendasi akhir pembangunan WFC Flamboyan Bawah.

Arbert menambahkan, hasil kajian diharapkan menjadi pedoman kebijakan agar pembangunan tidak sekadar memperindah tepi sungai, melainkan memperkuat kehidupan sosial masyarakat.

“Semoga WFC Flamboyan Bawah menjadi warisan kota yang ramah budaya dan berpihak pada rakyat,” tandas Arbert. (Red/Adv)

+ posts

Pos terkait