PALANGKARAYA – Kredit modal kerja di Kalimantan Tengah (Kalteng) tumbuh positif sebesar 10,60 persen secara tahunan, mencapai Rp17,7 triliun pada Juni 2025 dari sebelumnya Rp16,03 triliun di Juni 2024.
Peningkatan ini terjadi di tengah tren penyaluran kredit yang masih dikuasai oleh sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan dengan nilai Rp14,83 triliun.
“Kredit konsumtif juga tercatat naik 6,93 persen menjadi Rp20,21 triliun dari posisi Rp18,90 triliun di Juni 2024,” ungkap Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah, Primandanu Febriyan Aziz, Selasa (30/9/2025).
Meski demikian, kredit investasi justru mengalami kontraksi tipis -0,60 persen, turun dari Rp13,35 triliun menjadi Rp13,27 triliun.
Menurutnya, situasi tersebut memperlihatkan bahwa permintaan pembiayaan lebih banyak diarahkan untuk keperluan konsumsi dan penguatan usaha dibandingkan investasi.
Secara rinci, kredit pemilikan peralatan rumah tangga menempati urutan kedua dengan Rp14,22 triliun, perdagangan besar dan eceran Rp9,55 triliun, serta pemilikan rumah tinggal Rp5,57 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit non-UMKM masih mendominasi dengan nilai Rp32,77 triliun atau 64,01 persen dari total keseluruhan.
Untuk kredit UMKM, usaha mikro tercatat Rp8,75 triliun, usaha kecil Rp6,39 triliun, dan usaha menengah Rp3,29 triliun.
Distribusi tersebut memperlihatkan adanya peluang besar untuk memperluas pembiayaan UMKM agar lebih berperan dalam pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kami berharap akses pembiayaan untuk UMKM terus berkembang agar struktur ekonomi lebih inklusif,” pungkas Primandanu. (Red/Via)