Generasi Muda Diingatkan Bahaya Investasi Ilegal Digital

banner 468x60

PALANGKARAYA – Ribuan peserta BNN Fun Run V2 2025 mendapatkan suguhan berbeda dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah. Di sela kegiatan lari sehat, OJK menghadirkan layanan mobil literasi keuangan SiMOLEK serta edukasi finansial bagi masyarakat.

Kepala OJK Provinsi Kalimantan Tengah, Primandanu Febriyan Aziz, menegaskan bahwa partisipasi mereka di ajang ini lebih dari sekadar dukungan olahraga, tetapi juga membawa pesan edukatif.

“Fun Run tidak hanya menjadi ajang olahraga yang menyehatkan, tetapi juga wadah edukatif untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat serta memperkuat kampanye hidup sehat bebas narkoba,” kata Primandanu, Minggu (24/8/2025).

Bacaan Lainnya

Kegiatan ini sekaligus memperlihatkan sinergi antara OJK, BNN, dan FKIJK dalam mewujudkan masyarakat yang tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga memiliki pengetahuan finansial yang kuat.

Andrianto Suhada, Asisten Direktur Senior OJK Kalteng, turut memberikan edukasi mengenai ancaman kejahatan digital. Ia menegaskan masyarakat harus memahami risiko keuangan di era serba cepat ini.

“Kita mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap berbagai modus kejahatan keuangan digital seperti social engineering, sniffing, card tapping, phishing, dan skimming,” ungkap Andrianto.

Menurutnya, salah satu kelompok yang paling rentan terhadap jebakan investasi ilegal adalah generasi muda. Dengan tingkat literasi yang rendah, mereka mudah terpengaruh oleh janji keuntungan instan.

Fenomena YOLO, FOMO, dan FOPO semakin mendorong pola pikir konsumtif dan keputusan terburu-buru. Akibatnya, produk keuangan ilegal kerap menjadi pilihan yang berisiko tinggi.

Sebagai solusi, OJK memperkenalkan prinsip 2L (legal dan logis) sebagai panduan sederhana agar masyarakat tidak terjerumus dalam praktik ilegal. Prinsip ini diyakini bisa menekan risiko kerugian.

“Kami senantiasa menghimbau agar masyarakat selalu ingat tips 2L yaitu legal dan logis. Cek legalitas perusahaan yang menawarkan investasi atau pinjaman, serta pastikan keuntungan atau bunga yang ditawarkan logis dan masuk akal,” tandas Andrianto. (Red/Adv)

+ posts

Pos terkait