PALANGKARAYA – Sebanyak 25 anggota Tim Ekspedisi Bukit Raya 2025 sukses menyelesaikan perjalanan menuju puncak tertinggi Kalimantan Tengah, yakni Bukit Raya setinggi 2.278 meter di atas permukaan laut, Senin (28/07/2025) kemarin.
Ekspedisi tersebut merupakan kolaborasi antara UPR, Bapperida Kalimantan Tengah, KPHP Katingan Hulu, Mapala Sylva Raya, mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian UPR, serta Pokdarwis Desa Tumbang Habangoi sebagai mitra lokal.
Bukit Raya masuk dalam kawasan konservasi Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, dan merupakan bagian dari gugusan Pegunungan Schwaner yang membentang di dua provinsi, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Kegiatan diawali pada 20 Juli 2025 dengan upacara adat “Minta Ijin Mendaki” di Desa Tumbang Habangoi. Prosesi tersebut dianggap penting dalam adat Dayak sebagai bentuk permisi kepada penjaga alam sebelum menjelajahi kawasan yang dianggap sakral.
Selama pendakian, tim ekspedisi melakukan pencatatan biodiversitas flora dan fauna, pemetaan jalur, dan evaluasi potensi ekowisata. Beberapa spesies endemik yang dijumpai berhasil didokumentasikan sebagai bahan kajian konservasi.
Puncak Bukit Raya berhasil dicapai pada hari kelima pendakian. Setelah itu, tim turun kembali dan tiba dengan selamat di desa pada hari ketujuh. Sebelum kembali ke permukiman, ritual penyucian “Memapas” dijalankan sebagai bentuk simbolis pembersihan diri.
Ketua Tim Studi, Dr. Renhart Jemi, menjelaskan bahwa ekspedisi ini menghasilkan data penting yang akan digunakan sebagai acuan dalam menyusun strategi pengembangan ekowisata yang ramah lingkungan dan menghormati nilai-nilai lokal.
“Ini bukan sekadar pendakian, tapi bentuk riset lapangan yang memberi gambaran nyata tentang potensi ekowisata berbasis kearifan lokal,” jelasnya, Senin (28/07/2025).
Ia menambahkan bahwa hasil ekspedisi akan disampaikan dalam diskusi publik bersama para pemangku kepentingan pada pertengahan Agustus mendatang, yang bertujuan menyerap masukan berbagai pihak.
Ekspedisi ini juga didukung oleh LPPM UPR, yang menganggap kegiatan tersebut sebagai langkah strategis dalam mengintegrasikan riset akademik dengan program pemberdayaan masyarakat, tandas Renhart. (Red/Adv)