PALANGKARAYA – Semangat kreativitas dan inklusivitas mewarnai peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 di Palangka Raya. Sebanyak 60 anak berpartisipasi dalam workshop pembuatan totebag ecoprint yang berlangsung hangat di Aula Telkom.
Kegiatan ini diinisiasi oleh kolaborasi sejumlah komunitas dan organisasi, antara lain Sekolah Rakyat Merdeka Kalteng, Turun Tangan Palangka Raya, Komunitas Pensil Kita, IGPK Kalteng, serta GMNI Universitas Palangka Raya.
Mengusung tema “Tangan-Tangan Hebat Karya Bersahabat,” kegiatan ini menjadi ruang aman dan kreatif bagi anak-anak, termasuk penyandang disabilitas, untuk berkarya dalam suasana yang menyenangkan.
Teknik ecoprint yang memanfaatkan dedaunan sebagai pewarna alami dipilih karena mudah dilakukan dan ramah bagi anak-anak, sekaligus memperkenalkan mereka pada konsep keberlanjutan dan cinta lingkungan.
Setiap peserta diberi kesempatan untuk menciptakan totebag hasil rancangan sendiri, yang bukan hanya menjadi simbol karya, tetapi juga keberanian mereka dalam berekspresi.
Ketua panitia, Naswa, menyatakan bahwa kegiatan ini membawa misi yang lebih dalam daripada sekadar seni. Menurutnya, ruang inklusif seperti ini adalah bentuk nyata dari perayaan keberagaman.
“Kami ingin menunjukkan bahwa semua anak bisa tumbuh dan belajar bersama, tanpa sekat, tanpa stigma. Ini bukan sekadar kegiatan seni, tapi juga pesan bahwa inklusivitas itu bisa dirayakan dengan cara yang sederhana dan hangat,” ujar Naswa, belum lama ini.
Ia menjelaskan bahwa partisipasi anak-anak disabilitas dalam kegiatan ini menjadi contoh baik tentang pentingnya membuka akses dan ruang tumbuh yang setara bagi semua anak.
Workshop ini juga menjadi bagian dari upaya pendidikan nonformal yang mengajarkan nilai-nilai keberanian, empati, dan kebersamaan sejak usia dini.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menginspirasi lebih banyak pihak untuk menghadirkan program serupa yang mengedepankan inklusi dan kebersamaan,” tandas Naswa. (Red/Adv)