PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus berupaya menjaga arah dan karakter generasi muda di tengah tantangan era digital yang kian kompleks. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan menggelar “Dialog Huma Betang bagi Generasi Muda”, Rabu (18/6/2025), di Aula Eka Hapakat, Palangka Raya.
Kegiatan ini dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Daerah Kalteng, Leonard S. Ampung.
Diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalteng, dialog ini bertujuan membentengi generasi muda dari pengaruh negatif seperti radikalisme, penyalahgunaan narkoba, judi daring, pinjaman ilegal, hingga paparan konten pornografi yang marak di media digital.
Kepala Kesbangpol Kalteng sekaligus Ketua Panitia, Katma F. Dirun, menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 100 pelajar SMA dari berbagai sekolah di Kota Palangka Raya.
Mereka mendapat pemaparan dari sejumlah narasumber berkompeten, termasuk dari Polda Kalteng, Densus 88 Antiteror, dan Badan Narkotika Nasional (BNN).
“Ini bagian dari pembangunan karakter berbasis nilai-nilai lokal. Kita ingin membentuk generasi yang kuat secara mental, moral, dan intelektual. Ini sejalan dengan misi Gubernur Kalteng membentuk generasi emas yang menjunjung nilai Belom Bahadat,” ujar Katma.
Dalam sambutannya, Plt. Sekda Leonard S. Ampung menekankan bahwa tantangan generasi muda hari ini tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam diri—terutama saat bersentuhan dengan dunia digital.
“Perkembangan teknologi membawa banyak manfaat, tapi juga membuka akses yang tak terbendung terhadap konten negatif. Ketahanan diri, komunikasi yang sehat dengan keluarga dan guru, serta pendidikan nilai menjadi kunci utama,” kata Leonard.
Ia juga mengingatkan pentingnya sikap kritis dalam menghadapi penyebaran paham radikal. “Kalau ada informasi yang meragukan, jangan simpan sendiri. Tanyakan kepada guru, orang tua, atau tokoh masyarakat. Jangan biarkan kita terseret arus ideologi yang keliru,” pesannya.
Leonard mengajak pelajar untuk terus menanamkan semangat Huma Betang konsep hidup bersama dalam perbedaan yang mencerminkan toleransi, gotong royong, dan solidaritas sosial.
“Pemerintah daerah saat ini berkomitmen tidak hanya membangun infrastruktur dan ekonomi, tapi juga menyiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Suara kalian penting, dan kegiatan ini adalah tempat untuk saling belajar dan bertumbuh,” tutupnya.
Dialog ini diharapkan dapat menjadi wahana reflektif sekaligus inspiratif bagi para pelajar agar lebih bijak memanfaatkan teknologi dan tetap berpijak pada nilai-nilai budaya yang mengakar. (*)