PALANGKARAYA – Perayaan Hari Raya Galungan di Kota Palangka Raya berlangsung penuh semangat dan makna. Bertempat di Pura Pitamaha, umat Hindu dari berbagai penjuru daerah mengikuti persembahyangan bersama sebagai bentuk penguatan spiritual dan budaya.
Sejak fajar, umat telah hadir membawa perlengkapan persembahyangan dan mengenakan pakaian adat Bali. Acara dimulai pukul 08.00 WIB dan dipimpin oleh Jero Mangku I Made Suarma dalam suasana yang sakral dan damai.
Menurut I Ketut Marno, Galungan adalah waktu yang sangat penting bagi umat Hindu untuk mengenang kemenangan dharma melawan adharma. Hari besar ini menjadi sarana mempererat persatuan dan menjaga spiritualitas.
“Melalui momentum Galungan, umat Hindu diajak untuk terus menjaga keharmonisan dan persaudaraan dalam keberagaman. Ini menjadi bagian dari upaya memperkuat identitas budaya dan spiritual umat Hindu di Kota Palangka Raya,” ujarnya usai pelaksanaan persembahyangan, Rabu (24/04/2025).
Ketut menyampaikan bahwa Galungan memiliki nilai reflektif yang dalam, yakni menyatukan pikiran, perkataan, dan perbuatan agar sejalan dengan prinsip kebaikan dan kejujuran.
“Rohani dan pikiran yang terang merupakan wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacauan dalam pikiran itu merupakan wujud adharma,” imbuhnya dengan penuh keyakinan.
Suasana di sekitar pura pun tampak tertib dan teratur. Pecalang, sebagai bagian dari tradisi pengamanan adat, memastikan seluruh prosesi berjalan lancar dan tertib.
Persembahyangan diakhiri dengan acara ramah tamah, memperkuat rasa persaudaraan antarumat dan mempertegas peran agama dalam membangun masyarakat yang rukun dan damai.
“Galungan bukan hanya perayaan, tapi ajakan untuk senantiasa hidup dalam kebenaran,” tandas Ketut. (Red/Adv)