PALANGKARAYA – Hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) menunjukkan bahwa panen jagung di Kalimantan Tengah tidak hanya didominasi oleh jagung pipilan. Panen hijauan dan muda juga memberikan kontribusi cukup besar terhadap total luas panen tahun 2025.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, menyebutkan bahwa sepanjang Januari–September 2025, panen hijauan mencapai 0,67 ribu hektare atau 6,12 persen dari total luas panen. “Sementara panen muda mencapai 2,45 ribu hektare atau sekitar 22,5 persen,” ungkapnya, Senin (3/11/2025) kemarin.
Dengan demikian, total panen pipilan mencakup 71,38 persen dari keseluruhan luas panen. Angka ini menunjukkan kecenderungan petani untuk tetap mengutamakan jagung kering sebagai komoditas utama.
Agnes menambahkan, variasi jenis panen ini memberikan gambaran menyeluruh tentang diversifikasi hasil pertanian jagung di daerah. “Setiap jenis panen memiliki nilai ekonomi tersendiri, terutama untuk kebutuhan pakan ternak dan bahan olahan pangan lokal,” jelasnya.
Ia mengapresiasi kerja sama petani dan petugas lapangan BPS dalam menjaga kualitas data. “Kami terus melakukan pemantauan dengan sistem pengamatan berbasis aplikasi android agar hasil yang dikumpulkan lebih cepat dan akurat,” katanya.
Lebih lanjut, BPS menilai bahwa keseimbangan antara panen muda, hijauan, dan pipilan penting untuk menjaga keberlanjutan usaha tani jagung. “Keseimbangan ini membantu petani dalam menghadapi fluktuasi harga pasar,” ujar Agnes.
“Data ini diharapkan menjadi pijakan bagi pemerintah daerah dalam mengarahkan program pertanian berbasis potensi lokal dan keberlanjutan produksi,” tandas Agnes. (Red/Adv)













