PALANGKARAYA – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menghantui wilayah Palangka Raya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat 150 kejadian sepanjang tahun 2025, dengan Kecamatan Jekan Raya sebagai penyumbang terbesar.
Manajer Pusdalops-PB BPBD Palangka Raya, Balap, mengatakan tingginya angka kebakaran di Jekan Raya tak lepas dari kondisi geografis dan banyaknya lahan terbuka yang mudah terbakar, belum lama ini.
“Jekan Raya memang paling rawan karena wilayahnya luas dan banyak area semak yang belum termanfaatkan,” ujar Balap.
Selain Jekan Raya, wilayah Sabangau mencatat 29 kasus, Pahandut 10 kasus, dan Bukit Batu 4 kasus. Kecamatan Rakumpit tercatat bebas dari kebakaran.
BPBD melaporkan total lahan yang terbakar mencapai 47,35 hektare. Petugas gabungan terus dikerahkan untuk melakukan pemadaman dan patroli di titik-titik rawan.
“Meski curah hujan mulai meningkat, kami tetap waspada dan menyiagakan personel serta perlengkapan,” jelasnya.
Menurut Balap, peran serta masyarakat kini semakin terasa. Laporan cepat melalui layanan Darurat 112 membantu BPBD merespons dengan lebih efisien.
“Relawan di tingkat kelurahan juga aktif membantu kami dalam pengawasan,” ujarnya.
Balap menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencegah kebakaran berulang setiap tahun.
“Menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Mari hentikan pembakaran lahan demi Palangka Raya yang bersih dan aman,” tandasnya. (Red/Adv)