Riset Bersama UPR Optimalkan Lahan Pertanian Rawa Dadahup

FOTO Ist.: Tim peneliti Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya saat tanam perdana padi di Dadahup
banner 728x90

PALANGKA RAYA – Optimalisasi lahan pertanian rawa menjadi fokus riset bersama Universitas Palangka Raya dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah serta PT Komatsu Marketing and Support Indonesia.

Bacaan Lainnya

Riset ini merupakan tindak lanjut nota kesepahaman lintas sektor dalam mendukung ketahanan pangan daerah.

Kegiatan ditandai dengan tanam perdana padi varietas Inpari 32 HDB pada lahan CSR seluas 6 hektare di Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas.

Tim peneliti Fakultas Pertanian UPR yang terdiri dari berbagai keahlian dilibatkan untuk menjawab tantangan pengelolaan lahan rawa dan gambut secara berkelanjutan.

Prof. Dr. Ir. Sosilawaty, M.P menilai bahwa Kalimantan Tengah memiliki peluang besar menjadi lumbung pangan nasional apabila dikelola berbasis riset.

“Potensi besar ini membutuhkan strategi pengelolaan yang terintegrasi lintas sektor dan berbasis kearifan lokal. Di sinilah peran perguruan tinggi menjadi sangat penting, tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai penghasil riset dan inovasi yang dapat diterapkan langsung di masyarakat,” ujar Prof. Sosilawaty, Kamis (18/12/2025).

Ia menjelaskan bahwa kerentanan perubahan iklim dan degradasi lingkungan harus dijawab dengan pendekatan ilmiah.

Riset dilakukan dengan membandingkan pengolahan lahan menggunakan alat berat modern dan metode konvensional, serta berbagai sistem tanam.

Pendekatan ini bertujuan memperoleh data ilmiah sebagai dasar rekomendasi pengelolaan lahan berkelanjutan.

Wakil Rektor Bidang Akademik UPR, Dr. Natalina Asie, M.A., menyampaikan bahwa riset ini merupakan bentuk pengabdian perguruan tinggi kepada daerah.

“Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mengawal arah pembangunan agar sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Melalui riset dan pengabdian kepada masyarakat, kampus dapat menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan nyata di lapangan,” tandas Natalina. (Red/Adv)

+ posts

Pos terkait