PALANGKARAYA – Tingkat pendidikan tenaga kerja di Kalimantan Tengah masih didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah. Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2025, sebanyak 34,20 persen penduduk bekerja berpendidikan SD ke bawah.
Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, mengatakan angka tersebut memang menurun 1,93 persen poin dibanding tahun sebelumnya, namun tetap menjadi kelompok terbesar. “Penurunan ini menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan tenaga kerja mulai terlihat,” ujarnya, Rabu (05/11/2025).
Selain itu, pekerja lulusan SMA sederajat juga meningkat menjadi 25,44 persen, sementara lulusan SMK naik signifikan hingga 8,78 persen.
“Peningkatan pada tamatan SMK menunjukkan bahwa pendidikan vokasi mulai berperan lebih besar dalam pasar kerja,” terang Agnes.
Sebaliknya, lulusan universitas sedikit menurun menjadi 11,74 persen, sedangkan lulusan SMP mencapai 17,65 persen.
Agnes menjelaskan bahwa kondisi ini menggambarkan struktur tenaga kerja yang masih terkonsentrasi pada pendidikan dasar. “Artinya, kita masih perlu memperluas akses dan relevansi pendidikan menengah ke atas,” katanya.
Menurutnya, peningkatan pendidikan tenaga kerja akan berpengaruh langsung terhadap produktivitas dan daya saing ekonomi daerah.
“Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar peluang seseorang untuk bekerja di sektor formal dan berpenghasilan lebih baik,” ujarnya.
Agnes menambahkan bahwa peningkatan mutu tenaga kerja tidak hanya bergantung pada pendidikan formal, tetapi juga pelatihan dan pengalaman kerja. “Kami mendorong sinergi antara dunia pendidikan, pelatihan, dan industri agar serapan tenaga kerja lebih optimal,” tandas Agnes. (Red/Adv)
