BUNTOK – Bupati Barito Selatan (Barsel) Eddy Raya Samsuri mengungkapkan sebanyak 30 desa di wilayahnya masih tergolong rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kami terus berupaya mengedukasi masyarakat agar beralih ke cara bercocok tanam yang lebih ramah lingkungan,” ungkap Eddy Raya, belum lama ini.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam Rakor Evaluasi Penanganan Karhutla Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025 yang digelar di Aula Jayang Tingang.
Menurut Eddy, sebagian besar wilayah rawan berada di daerah yang masih menggunakan sistem ladang berpindah dengan pola bakar lahan.
Untuk itu, Pemkab Barsel memperkuat upaya penyuluhan dan pelatihan kepada petani agar menerapkan teknik pertanian tanpa bakar.
Bupati juga mengapresiasi langkah BPBD dan Dinas Pemadam Kebakaran Kalteng yang membentuk Poslap Masyarakat Peduli Api (MPA) di enam titik strategis.
“Poslap ini menjadi sarana kesiapsiagaan dan sinergi masyarakat dalam mengantisipasi kebakaran,” jelasnya.
Data BPBD Barsel menunjukkan 23 kejadian karhutla dengan luas terdampak 42,55 hektare dan 79 titik panas terdeteksi satelit BRIN Fire Hotspot sepanjang 2025.
Eddy menyebut pihaknya juga tengah mengembangkan teknologi pertanian tanpa bakar serta memperkuat peran kelompok tani dalam pengelolaan lahan berkelanjutan.
“Karhutla harus kita lawan bersama. Pemerintah, petani, dan seluruh masyarakat harus bergerak dalam satu komitmen menjaga alam Barsel,” demikian tutup Eddy. (Red/Via)













