JAKARTA – Bank Indonesia (BI) terus meningkatkan sinergi antar lembaga dalam memperkuat literasi dan pembiayaan ekonomi syariah nasional. Hal tersebut disampaikan Analis Yunior FPPUKIS KPwBI Kalimantan Tengah, Rabiul Misa, pada Forum Komunikasi Media (FKM) 2025 di Hotel Milenium Sirih, Jakarta, Kamis, 09 Oktober 2025.
Rabiul menegaskan, BI memiliki tiga fokus strategi dalam memperluas ekosistem ekonomi syariah, yakni penguatan industri halal, akselerasi integrasi keuangan sosial, dan peningkatan literasi publik.
Ia menjelaskan, pengembangan industri halal diarahkan pada sektor makanan, fashion, dan pariwisata ramah muslim yang dinilai potensial dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
“Melalui penguatan rantai nilai halal dan branding produk unggulan, kita ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia,” ujar Rabiul, Kamis (09/10/2025).
Dari sisi keuangan, BI mengembangkan instrumen inovatif seperti SukBI, SuVBI, dan SRIA guna memperluas akses pembiayaan syariah di berbagai sektor produktif.
Selain itu, integrasi antara keuangan sosial seperti zakat dan wakaf uang juga diperkuat sebagai bagian dari strategi inklusi ekonomi umat.
Menurutnya, peningkatan literasi ekonomi syariah menjadi kunci utama. Saat ini, tingkat literasi mencapai 42,84 persen dan ditargetkan naik menjadi 50 persen pada akhir tahun 2025.
“BI mengedepankan pendekatan edukatif melalui kolaborasi dengan lembaga pendidikan, media, dan komunitas agar pemahaman masyarakat semakin luas,” jelasnya.
KPw BI Kalimantan Tengah, lanjutnya, telah menjalankan berbagai program seperti SKALA, GNPIP pesantren, seminar wakaf, serta sosialisasi ekonomi syariah di NHF dan SERAMBI 2025.
Rabiul menambahkan, seluruh kegiatan tersebut diarahkan agar masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dari penerapan ekonomi dan keuangan syariah.
“Dengan kolaborasi dan edukasi berkelanjutan, BI berkomitmen memperkuat literasi dan inklusi ekonomi syariah di seluruh Indonesia,” tandas Rabiul. (Red/Adv)