PALANGKARAYA – Program Studi Pendidikan Luar Sekolah/Pendidikan Masyarakat FKIP Universitas Palangka Raya (UPR) sukses menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Pendidikan Masyarakat di Era Transformasi Digital: Meningkatkan Partisipasi Sosial dan Pemberdayaan Komunitas.” Kegiatan hybrid ini berlangsung di Gedung GKT A Lantai 1 dan Zoom Meeting pada Selasa (26/08/2025) pagi.
Acara resmi dibuka oleh Dekan FKIP UPR, Dr. Rinto Alexandro, S.E., M.M., yang diwakili Wakil Dekan, Dr. Fendahapsari Singgih Sendayu, S.Pd., M.Pd. Narasumber utama adalah Dr. Sardin, M.Si., dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dengan moderator Dr. Kusnida Indrajaya, M.Si.
Dalam sambutannya, Fendahapsari menyebut kuliah umum ini menjadi wadah penting untuk memperluas cakrawala berpikir mahasiswa, khususnya dalam menghadapi tantangan transformasi digital yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Kuliah umum hari ini merupakan suatu kesempatan yang sangat berharga bila dilewatkan. Terlebih, tema yang diusung sangat relevan dengan kondisi kekinian, dan narasumber yang dihadirkan hari ini juga memiliki pengalaman, sehingga harapannya dapat memperkaya wawasan peserta,” tuturnya, Selasa (26/08/2025) pagi.
Ia mengungkapkan kegiatan ini juga memiliki arti strategis bagi pengembangan program studi, yang tengah bersiap dengan nomenklatur baru.
“Kita berharap, melalui kegiatan kuliah umum hari ini juga bisa menjadi langkah kesiapan ke depan, untuk perubahan nomenklatur Program Studi S1 Pendidikan Luar Sekolah menjadi Program Studi Pendidikan Masyarakat, sama seperti Program Magister yang sudah lebih dulu berubah,” katanya.
Selain itu, ia juga berpesan agar mahasiswa dan tenaga pendidik mampu memanfaatkan pengetahuan digital untuk kepentingan sosial yang nyata.
“Kita tidak bisa menutup mata, era digital harus dijadikan sarana untuk memperkuat partisipasi masyarakat, bukan justru menciptakan kesenjangan baru,” tegasnya.
Koordinator Prodi, Dr. Muhamad Affandi, M.Pd., menambahkan, tema ini dipilih untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa digitalisasi bisa menjadi motor pemberdayaan, jika dikelola dengan baik.
“Tema ini muncul dari kebutuhan kita bersama, yakni bagaimana menempatkan teknologi digital sebagai instrumen strategis pendidikan masyarakat. Ini bukan hanya tantangan, tapi juga peluang besar,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Dr. Sardin menyampaikan berbagai poin penting, mulai dari isu pendidikan nasional, strategi implementasi digital, hingga praktik terbaik di beberapa daerah yang bisa dijadikan contoh.
“Jika kita bijak memanfaatkan transformasi digital, maka pendidikan masyarakat akan lebih terbuka, inklusif, dan memberdayakan komunitas,” tandas Sardin. (Red/Adv)