Universitas Se-Indonesia Bersatu Menjawab Isu Lingkungan

FOTO Ist.: Foto bersama peserta Forum Rektor di Hotel Shangri-La Jakarta.
banner 468x60

JAKARTA – Bertempat di Hotel Shangri-La Jakarta, Senin (28/7/2025), Kementerian Lingkungan Hidup bersama Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Republik Indonesia menggelar Forum Rektor sebagai bentuk sinergi nasional menghadapi krisis lingkungan.

Forum ini mengundang 39 perguruan tinggi negeri untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pemerintah mendorong pendekatan pentahelix sebagai strategi menghadapi persoalan ekologis yang kompleks.

Menteri Lingkungan Hidup/BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, menekankan pentingnya peran ilmiah dalam pengambilan kebijakan lingkungan. Ia menyebut kampus sebagai penguat logika pembangunan berkelanjutan.

Bacaan Lainnya

“Menteri tidak bisa bekerja hanya dengan opini. Setiap keputusan harus ditopang oleh sains. Kampus adalah mesin penggerak dan penguat landasan ilmiah negara,” katanya, Senin (28/7/2025).

Pemerintah, lanjutnya, akan mengoptimalkan Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) di universitas sebagai mitra aktif dalam penyusunan RPPLH, pelaksanaan KLHS, hingga proses persetujuan lingkungan.

Rektor Universitas Palangka Raya, Prof. Dr. Ir. Salampak, M.S., hadir memberikan rekomendasi berbasis kajian yang menjadi arah strategis dari Regional Kalimantan. Ia menyampaikan urgensi pembentukan Gugus Tugas Kebijakan Sains.

Gugus ini dirancang untuk menyuplai data dan rekomendasi berbasis bukti ilmiah kepada pemangku kebijakan secara proaktif, khususnya pada isu-isu seperti evaluasi KLHS food estate atau restorasi gambut.

Salampak juga mengusulkan pembangunan platform data spasial terintegrasi untuk mencegah tumpang tindih kebijakan serta mempercepat koordinasi pembangunan berbasis daya dukung lingkungan.

Ia menutup usulannya dengan mengajak kampus se-Kalimantan mengerahkan mahasiswa dalam KKN tematik yang berorientasi pada restorasi dan edukasi lingkungan ke masyarakat.

“Ilmu tidak hanya untuk laboratorium, tapi untuk kehidupan,” tandas Salampak. (Red/Adv)

+ posts

Pos terkait