PALANGKARAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya menaruh perhatian besar terhadap pentingnya pemerataan akses literasi, terutama bagi kelompok masyarakat yang belum memiliki akses teknologi digital.
Hal ini disampaikan Pj Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak, yang menekankan bahwa masih banyak anak-anak yang belum tersentuh layanan berbasis internet. “Masih ada saudara-saudara kita, khususnya anak-anak, yang belum memiliki fasilitas tersebut. Maka jawabannya adalah buku. Buku tetap relevan sebagai sumber informasi dan pengetahuan,” ujarnya, belum lama ini.
Ia mengingatkan bahwa peran buku tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh teknologi digital, terutama bagi masyarakat di wilayah pinggiran dan pelosok.
Arbert mengungkapkan, program perpustakaan keliling menjadi langkah konkret Pemerintah Kota dalam mengatasi kesenjangan akses informasi.
Melalui layanan keliling ini, buku-buku bacaan dihadirkan langsung ke tengah masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses literasi karena keterbatasan ekonomi maupun lokasi.
“Program perpustakaan keliling sudah berjalan, dan ini menjadi bentuk nyata komitmen Pemkot dalam menyediakan akses literasi yang merata. Anak-anak di wilayah pelosok, bahkan di bantaran sungai, harus bisa merasakan manfaat dari layanan ini,” tegasnya.
Ia berharap layanan ini dapat lebih diperluas dan diperkuat dengan sinergi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat setempat.
Menurutnya, dengan pendekatan jemput bola ini, minat baca anak-anak dapat terus ditumbuhkan meski tanpa bantuan teknologi.
Literasi, kata dia, bukan hanya soal media, tetapi soal akses yang setara bagi semua pihak tanpa kecuali.
“Kita ingin memastikan tidak ada satu pun anak-anak di Kota Palangka Raya yang tertinggal dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Buku adalah fondasi, dan kita punya tanggung jawab moral untuk menjadikan literasi sebagai hak semua orang,” tandas Arbert. (Red/Adv)