BPBD Palangka Raya Perkuat Patroli dan Edukasi Hadapi Karhutla

banner 468x60

PALANGKARAYA – Menghadapi potensi meningkatnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya terus mengintensifkan berbagai langkah antisipatif. Salah satunya adalah patroli pengawasan rutin di wilayah yang telah diidentifikasi sebagai daerah rawan karhutla.

Manajer Pusdalops-PB BPBD Kota Palangka Raya, Balap, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mencatat tiga kejadian karhutla sejak awal tahun ini. Lokasi kebakaran tersebut terjadi di Jalan Tjilik Riwut Km 1, Jalan Misik, dan kawasan Tangkiling. Meski kebakaran belum meluas, peningkatan kewaspadaan tetap dilakukan sebagai bentuk mitigasi dini.

“Tercatat ada tiga titik peristiwa karhutla sejak awal tahun ini. Lokasi kebakaran berada di Jalan Tjilik Riwut Km 1, Jalan Misik, dan Tangkiling. Meski skalanya belum meluas,” ungkap Balap, belum lama ini.

Bacaan Lainnya

Dengan datangnya musim kemarau, lanjutnya, patroli pengawasan diperkuat terutama di daerah-daerah yang berdasarkan data historis dan karakteristik vegetasinya sering mengalami karhutla. Beberapa wilayah yang masuk kategori rawan tersebut di antaranya adalah Kelurahan Petuk Katimpun, Kalampangan, Kereng Bangkirai, Bukit Tunggal, dan Kelurahan Sabaru.

“Memasuki pertengahan Juni ini, patroli pengawasan terus diintensifkan,” tambahnya.

Selain melakukan patroli di lapangan, BPBD juga fokus pada edukasi kepada masyarakat, khususnya di kawasan padat semak dan lahan gambut. Edukasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran warga agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, mengingat kebiasaan tersebut masih sering menjadi penyebab utama munculnya titik api.

Lebih lanjut, pemantauan cuaca turut dioptimalkan dengan memanfaatkan aplikasi digital bernama Perisai. Aplikasi ini membantu petugas memperoleh informasi suhu, kelembapan udara, serta prakiraan cuaca harian yang penting untuk mendeteksi kemungkinan munculnya hotspot atau titik panas.

Langkah digital ini dinilai sangat efektif dalam mendukung patroli darat yang membutuhkan informasi cepat dan akurat terkait kondisi mikroklimat di masing-masing wilayah.

Kendati belum ditemukan hotspot secara resmi di Kota Palangka Raya dalam beberapa pekan terakhir, namun BPBD tetap mengimbau masyarakat agar tidak lengah terhadap potensi bencana.

“Terlepas dari itu kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, dan tidak membuka lahan dengan cara membakar. Hal ini penting diperhatikan, sekalipun belum ada titik panas (hotspot) terdeteksi,” tandas Balap. (Red/Adv)

+ posts

Pos terkait