Palangka Raya Fokuskan Mitigasi Karhutla Selama Kemarau Basah

FOTO Ist.: Plt Kalaksa BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi.
banner 468x60

PALANGKARAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tetap mengedepankan kewaspadaan tinggi terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), meskipun saat ini wilayah setempat masih mengalami kemarau basah.

Langkah-langkah mitigasi terus digencarkan sebagai bentuk kesiapsiagaan dan komitmen pemerintah daerah dalam mencegah serta menekan risiko kebakaran lahan, terutama di kawasan rawan yang mendominasi wilayah gambut.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi, menegaskan bahwa kondisi cuaca di Kalimantan Tengah sangat dinamis dan sulit diprediksi. Oleh karena itu, pihaknya mengambil langkah antisipatif secara berkelanjutan tanpa menunggu situasi genting terjadi.

Bacaan Lainnya

“Titik-titik rawan karhutla, terutama di lahan gambut, menjadi fokus utama pengawasan,” ujarnya belum lama ini.

BPBD terus melaksanakan patroli rutin serta memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar. Kegiatan ini turut melibatkan perangkat kelurahan, relawan Tim Serbu Api Kelurahan (TSAK), Masyarakat Peduli Api (MPA), serta mitra lintas sektor lainnya.

Kolaborasi dengan komunitas lokal dan tokoh masyarakat juga dimaksimalkan untuk memperkuat kampanye antisipatif terhadap karhutla. Pendekatan ini sejalan dengan arahan Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, yang menekankan pentingnya sinergi dan kesiapsiagaan dini dalam mencegah bencana sejak awal.

Selain pengawasan lapangan, BPBD turut mengandalkan saluran digital seperti media sosial dan hotline pengaduan untuk menampung laporan masyarakat secara cepat. Mekanisme pelaporan ini diharapkan mempercepat respon tanggap darurat terhadap potensi kebakaran yang muncul.

Sinergi antara BPBD dengan unsur TNI, Polri, organisasi perangkat daerah (OPD) teknis, dan para relawan terus dijaga untuk membangun kekuatan kolektif dalam menghadapi kemungkinan terjadinya karhutla.

“Upaya pencegahan dan mitigasi yang terpadu diharapkan dapat meminimalisir risiko karhutla di Kota Palangka Raya,” tandas Hendrikus. (Red/Adv)

+ posts

Pos terkait