PALANGKA RAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya berencana melakukan pembenahan menyeluruh terhadap sistem penempatan guru, terutama di sekolah negeri yang terletak di kawasan pinggiran kota yang saat ini masih menghadapi kekurangan tenaga pengajar.
Wakil Wali Kota Palangka Raya, Achmad Zaini, mengakui bahwa ketidakseimbangan distribusi guru menjadi isu utama dalam upaya pemerataan layanan pendidikan di kota ini.
“Walaupun jumlah tenaga pengajar mencukupi, namun sejumlah sekolah negeri terutama di daerah pinggiran masih kekurangan guru,” kata Zaini dalam pernyataan resminya baru-baru ini.
Ia menegaskan bahwa perlu ada langkah koreksi terhadap penempatan guru yang selama ini belum sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhan riil di tiap wilayah.
“Sekali lagi ini bukan soal kekurangan guru, hanya penempatan yang masih belum merata,” ujarnya memberi penekanan pada perlunya perubahan sistemik dalam distribusi guru.
Menurut Zaini, ironisnya banyak guru ASN justru masih mengajar di sekolah swasta, sementara sekolah negeri terutama di daerah pinggiran belum terpenuhi kebutuhan tenaga pendidiknya.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Kota akan membatasi arus perpindahan guru dari daerah pinggiran ke pusat kota sebagai bentuk intervensi kebijakan untuk distribusi yang lebih seimbang.
“Termasuk membatasi perpindahan dari pinggiran ke kota dengan tujuan agar distribusi tenaga pengajar lebih seimbang,” jelasnya mengungkapkan salah satu poin kebijakan.
Tak hanya itu, Pemko Palangka Raya juga memfokuskan solusi jangka panjang dengan cara membuka akses pendidikan guru bagi warga lokal agar dapat kembali dan mengabdi di daerah asalnya.
“Warga daerah terpencil akan diberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan guru hingga ke jenjang Strata I (S1). Dengan begitu mereka akan kembali dan mengabdi sebagai tenaga pengajar di daerahnya itu,” tandas Zaini. (Red/Adv)