Kalteng Tak Larang Wisuda Sekolah, Tapi Harus Sederhana dan Tidak Memberatkan

FOTO Ist.: Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Muhammad Reza Prabowo saat foto bersama dengan siswa.
banner 468x60

PALANGKARAYA – Ketika sejumlah daerah mulai melarang kegiatan wisuda dan study tour karena alasan pemborosan, Kalimantan Tengah justru mengambil pendekatan berbeda. Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah tetap memperbolehkan kedua kegiatan tersebut, dengan catatan harus disesuaikan dengan kemampuan ekonomi orang tua siswa.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, mengatakan bahwa selama kegiatan tersebut dilaksanakan secara wajar dan tidak berlebihan, maka tidak ada larangan yang diberlakukan oleh pihaknya.

“Di Kalteng boleh saja melaksanakan wisuda dan study tour, asal tidak membebani orang tua siswa, tidak terlalu berlebihan. Di sini perayaannya juga biasa saja, sederhana,” ujar Reza Prabowo saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/4/2025).

Bacaan Lainnya

Reza menjelaskan bahwa di Kalteng, kegiatan pelepasan siswa kerap dilakukan secara sederhana, dan tidak mengedepankan kemewahan seperti yang terjadi di daerah-daerah lain. Komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua menjadi kunci agar acara berjalan lancar dan tidak menimbulkan keberatan.

Ia menambahkan, setiap sekolah yang ingin menyelenggarakan pelepasan siswa wajib mengajukan permohonan yang disertai syarat tertentu.

“Sekolah wajib mengkomunikasikan kegiatan pelepasan kepada orang tua atau wali siswa, pelaksanaannya harus sederhana, dan pembiayaannya tidak boleh memberatkan,” ujarnya.

Dari pantauan Disdik Kalteng, hingga saat ini belum ada keluhan dari orang tua siswa terkait beban biaya wisuda maupun study tour. Hal ini menjadi indikator bahwa sekolah-sekolah di daerah ini cukup bijak dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut.

“Intinya, selama tidak ada yang keberatan, dan pihak sekolah bertindak bijak, maka kegiatan tersebut tetap bisa dijalankan,” tegasnya.

Menyikapi kebijakan pelarangan yang muncul di beberapa provinsi, Reza menyebutkan bahwa setiap daerah memiliki pertimbangan tersendiri. Ia berharap agar sekolah-sekolah lebih mengedepankan nilai edukasi daripada kemegahan acara.

Ia pun menyarankan alternatif kegiatan yang bersifat mendidik seperti kunjungan ke destinasi wisata lokal, pentas seni, atau pameran hasil karya siswa agar tetap bermakna tanpa memberatkan. “Kami ingin tetap menjaga keseimbangan antara aspek sosial pendidikan dan kondisi ekonomi masyarakat,” tandas Reza. (Red/Adv)

+ posts

Pos terkait