M Zainal Desak Permintaan Maaf Terbuka Terkait Video Lecehkan Gubernur Kalteng

FOTO Ist. :  Ketua PWI Kalteng, M Zainal.
banner 468x60

PALANGKARAYA – Ketua PWI Kalimantan Tengah, M Zainal, buka suara terkait viralnya video seorang konten kreator yang dianggap telah melecehkan Gubernur Kalteng H Agustiar Sabran. Ia menyampaikan keprihatinan mendalam dan menilai konten tersebut telah menodai martabat serta profesi jurnalis.

Dalam pernyataan kepada wartawan Minggu malam (20/4/2025), Zainal menyesalkan tindakan tidak etis yang dilakukan oleh pembuat video tersebut. Terlebih, individu itu sempat mengklaim dirinya sebagai wartawan, padahal tidak mencerminkan sikap seorang profesional di dunia jurnalistik.

Menurut Zainal, konten semacam itu sangat tidak pantas apalagi dilakukan oleh seseorang yang mengatasnamakan profesi wartawan. Ia mengingatkan bahwa wartawan bekerja atas dasar kode etik yang ketat, bukan mengejar sensasi atau popularitas semata.

Bacaan Lainnya

“Profesi wartawan bukan untuk melecehkan siapapun, karena profesi ini merupakan profesi yang mulia. Mengkritik boleh, tetapi jangan sampai melecehkan, justru kritik yang membangun, bukan menjatuhkan,” tegasnya, Minggu (20/4/2025) malam.

Kecaman Zainal semakin kuat saat ia menyinggung penggunaan mikrofon dengan tulisan situs yang diduga bermuatan pornografi dalam video tersebut. Baginya, itu mencerminkan rendahnya kualitas moral dan pemahaman si pembuat konten terhadap batasan etika publik.

Ia pun menuntut agar konten kreator tersebut menunjukkan sikap bertanggung jawab dengan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada Gubernur Kalteng dan masyarakat luas yang telah merasa terusik atas ulahnya.

Zainal juga mengimbau kepada masyarakat agar semakin cerdas dalam menyaring informasi serta tidak mudah percaya terhadap klaim profesi seseorang yang belum jelas latar belakang dan integritasnya di dunia jurnalistik.

“Sekali lagi, saya sangat menyayangkan ulah oknum tersebut. Saya sangat yakin dia bukan wartawan, hanya mengaku-ngaku wartawan saja. Karena kalau wartawan, apalagi sudah pernah mengikuti pendidikan sebagai seorang jurnalis, dia pasti punya akhlak. Nah, orang ini tidak ada akhlaknya, tidak ada atitude dalam membuat konten, hanya ingin tenar saja, tanpa memikirkan akibatnya,” tandas M Zainal. (Red/Adv)

+ posts

Pos terkait