Senja, Pasir dan Doa: Lembaran Kehidupan di Pantai Ujung Pandaran

FOTO Ist. : Suasan dan gambaran keindahan alam di pesisir Pantai Ujung Pandaran yang terletak di di Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. (Foto Istimewa).
banner 468x60

TELUK SAMPIT, Ujung Pandaran – Jika ada tempat di Kalimantan Tengah yang mampu membungkus alam, budaya, dan keheningan menjadi satu paket indah, maka Pantai Ujung Pandaran adalah jawabannya. Terletak di Teluk Sampit, tempat ini seperti lembaran kehidupan yang terbuka luas—menanti untuk dibaca perlahan.

Pasir putihnya begitu halus, lembut saat disentuh, hangat saat diinjak. Orang-orang datang bukan hanya untuk melihat laut, tapi untuk merasakan setiap sentuhan kecil dari semesta yang tak pernah menuntut balasan. Hanya mengajak diam, sejenak saja.

Pantai ini juga menjadi galeri alam terbuka. Potongan kayu-kayu besar yang terdampar acak menjadi ornamen unik. Mereka bukan hanya bukti bahwa laut hidup, tapi juga bahwa ia kadang meninggalkan pesan di garis pantainya.

Bacaan Lainnya

Ketika matahari mulai condong ke barat, langit di atas Ujung Pandaran berubah menjadi lukisan. Jingga, emas, hingga ungu berlapis-lapis di cakrawala. Senja di sini tidak sekadar indah, ia seperti jeda panjang yang mengajarkan arti syukur.

Tiap 10 Syawal, ada energi lain yang mengalir di pantai ini: Simah Laut. Ritual sakral itu dilakukan oleh para nelayan sebagai bentuk penghormatan kepada laut. Mereka melarung harapan, merapal doa, membersihkan pantai, dan memohon keselamatan.

Budaya ini menjadi kekayaan tak kasat mata dari Ujung Pandaran. Bahwa dalam pariwisata, bukan hanya keindahan yang ditawarkan, tapi juga nilai-nilai hidup yang diajarkan secara turun-temurun.

Pantai ini adalah tempat untuk pulih. Untuk diam dan mendengar kembali suara hati sendiri. Untuk mengingat bahwa dalam kehidupan yang sibuk, sesekali kita butuh laut yang tenang sebagai teman berbicara. (*)

+ posts

Pos terkait