PALANGKARAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya mengingatkan warga yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Kahayan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir susulan. Imbauan ini dikeluarkan menyusul kenaikan debit air sungai yang telah menyebabkan genangan di sejumlah kawasan, belum lama ini.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi, menyampaikan bahwa intensitas curah hujan yang tinggi di wilayah Kota Palangka Raya dan daerah hulu Sungai Kahayan menjadi pemicu utama naiknya permukaan air sungai. Kondisi ini berpotensi mengancam permukiman warga, terutama yang berada di dataran rendah atau dekat aliran sungai.
“Saat ini, air Sungai Kahayan terus naik dan sudah berdampak pada beberapa kawasan. Kami mengingatkan warga untuk tetap waspada dan siaga,” ujarnya.
Data yang dihimpun BPBD per Kamis (20/3/2025) mencatat, sebanyak 21.097 jiwa dari 6.852 kepala keluarga terdampak banjir. Sebanyak 3.892 rumah dilaporkan tergenang air di 16 kelurahan, dengan ketinggian air berkisar antara 5 hingga 10 cm di sejumlah titik seperti Jalan Anoi, Jalan Kalimantan, Jalan Riau, dan Rindang Banua.
Menurut Budi, kondisi ini tidak hanya mengganggu aktivitas harian masyarakat, tetapi juga berisiko menimbulkan kerusakan harta benda dan fasilitas umum. Oleh karena itu, BPBD terus melakukan pemantauan lapangan untuk memantau perkembangan situasi secara real-time.
Langkah antisipatif dilakukan dengan menyusun peta rawan banjir serta menyiapkan lokasi evakuasi yang strategis, termasuk pengadaan logistik darurat jika sewaktu-waktu diperlukan proses pengungsian. Personel BPBD juga disiagakan untuk merespons cepat setiap laporan warga.
Tak hanya itu, BPBD Kota Palangka Raya juga menjalin koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memperoleh informasi prakiraan cuaca harian dan mingguan. Hal ini menjadi dasar penting dalam pengambilan keputusan tanggap darurat.
Sebagai upaya pencegahan, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai diimbau untuk tidak meletakkan barang elektronik maupun berharga di lantai dasar. Langkah ini penting guna menghindari risiko korsleting listrik serta meminimalkan kerugian material apabila air meluap secara mendadak.
“Warga diharapkan tetap siaga, mengikuti informasi resmi, dan melaporkan bila terjadi peningkatan ketinggian air di lingkungan masing-masing,” tandas Budi. (Red/Adv)