PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat kenaikan harga komoditas kebutuhan masyarakat, seperti bawang merah, selama empat bulan berturut-turut sejak September 2024.
Menurut Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, kenaikan harga bawang merah disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari wilayah sekitar serta penurunan produksi lokal.
“Berkurangnya pasokan dari wilayah serta produksi menjadi penyebab naiknya harga bawang merah di Provinsi Kalimantan Tengah,” katanya, Kamis (02/01/2025).
Ia pun menuturkan, curah hujan yang tinggi turut mempengaruhi pasokan komoditas hortikultura dan ikan tawar, yang menyebabkan kenaikan harga pada beberapa komoditas tersebut.
Agnes juga menjelaskan bahwa pada Desember 2024, Provinsi Kalimantan Tengah mengalami inflasi sebesar 1,03 persen secara year-on-year (y-on-y). Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi bulanan sebesar 0,51 persen.
“Komoditas utama yang memiliki andil inflasi pada Desember 2024 di antaranya ikan gabus, bawang merah, bayam, dan terong,” ujarnya lagi.
BPS Kalteng juga mencatat bahwa beberapa komoditas seperti angkutan udara, mentimun, dan semangka memberikan andil terhadap deflasi selama Desember 2024.
Ia pun menambahkan, “Komoditas yang memiliki andil inflasi secara year-on-year pada Desember 2024 di antaranya emas perhiasan, sigaret kretek mesin, dan minyak goreng.”
Berdasarkan data BPS, inflasi juga tercatat di empat kabupaten/kota di Kalimantan Tengah, yaitu Sampit sebesar 0,36 persen (m-to-m), Palangkaraya 0,24 persen (m-to-m), Sukamara 0,51 persen (m-to-m), dan Kapuas 0,90 persen (m-to-m).
“Kami terus memantau perkembangan harga untuk memberikan informasi yang akurat dan relevan,” tandas Agnes. (RED/*)